Selasa, 30 Juli 2013

Menelusuri Mitos Situ Cibeureum (1)

Menelusuri Mitos Situ Cibeureum (1)


Laporan : Jani Noor
Wartawan HU. Kabar Priangan

Ki Bagus Djamri Bermimpi Harus Membuat Taman

Situ Cibeureum yang berada di Kampung Tamansari, Kel. Tamanjaya, Kec. Tamansari, Kota Tasikmalaya, merupakan salah satu situ yang menjadi kebanggaan warga Kota Tasikmalaya. Boleh dikata, tak ada satu pun warga Kota Tasikmalaya yang tak mengenal situ yang satu ini.
Kendati dari sudut pariwisata, situ ini belum bisa disebut sebagai objek wisata andalan, namun keberadaan Situ Beureum sangat berarti bagi warga di sekitarnya. Dari situ inilah, nasib ratusan hektar sawah dan kolam ikan bergantung.
Terlepas dari potensinya yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakat, ternyata Situ Cibeureum menyimpan cerita tersendiri. Apalagi di Nusa Pangepulan, yaitu daratan yang berada di tengah-tengah situ, terdapat sejumlah makam keramat, termasuk makam Ki Bagus Djamri yang konon disebut-sebut sebagai tokoh pertama yang membuat Situ Cibeureum.
Nusa Pangepulan sendiri, saat ini dikenal sebagai Bumi Perkemahan yang kerap dijadikan acara kegiatan Pramuka di Kota/Kab. Tasikmalaya era Jaman Bupati Tasikmalaya dijabat oleh Adang Roosman (almarhum).
Menurut Kuncen Situ Cibeureum, Atang (60), sekitar 500 tahun lalu atau sekitar abad 15 Masehi, tinggallah seorang tokoh tua di era kebataraan Galunggung, yakni seorang tokoh agama jaman Hindu yang dikenal dengan sebutan Ki Bagus Djamri.
Beliau tidak diceritakan asalnya darimana, tetapi berniat menyepi di suatu daerah Pegunungan untuk mendekatkan diri pada sang Maha Kuasa. Tibalah Ki Bagus Djamri itu di suatu tempat yang menurutnya sama persis dengan yang diimpikan, yaitu sebuah pegunungan yang memiliki kolam (Dalam Bahasa Sunda disebut Balong).
Suatu hari, Ki Bagus Djamri bermimpi bahwa dia harus membuat taman yang penuh dengan bebungaan di lokasi dekat kolam. Dalam mimpi itupun, dia harus medirikan gubuk di suatu bukit yang disebut Nusa “pangepulan” (Perkumpulan).
Ki Bagus Djamri pun melaksanakan perintah yang muncul dari mimpinya itu. Dia membangun sebuah taman, lengkap dengan tempat untuk berkumpul di tempat yang dekat dengan kolam tersebut.
Lama kelamaan, kolam tersebut membesar dan air terus melimpah sehingga membanjiri wilayah itu. Namun, bagi Ki Bagus Djamzri karena tinggal disuatu Nusa Pangepulan tadi, dia tidak hanyut dalam air. Air hanya mengelilingi nusa, seperti halnya nusa di Situ Panjalu Ciamis.
Akhirnya, kolam yang tadinya kecil ini membentuk menjadi sebuah situ yang kemudian dinamai Situ Cibeureum. Ki Bagus kemudian mengundang para penduduk lain untuk tinggal di daerah yang berdekatan dengan situ. Bahkan, Nusa Pangepulan yang dulu hanya didiami seorang diri oleh Ki Bagus Djamri mulai ramai didatangi tokoh lain.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya sejumlah makam keramat yang mengelilingi makam Ki Bagus Djamri. Keberadaan sejumlah makam itu membuktikan bahwa Nusa Pangepulan ini pernah dijadikan sebagai tempat tinggal.
Menurut Atang, di Nusa Pangepulan itu, selain terdapat makam Ki Bagus Djamri, terdapat pula makam Syeh Majagung, Nyi Dambawati, Sugrianingrat, Nyi Ratnaningrum dan Nyi Ratnawulan, bangsawan di era Padjajaran.
"Nya kapungkur mah nu dipilari teh tempat nu seueur caina sebagai sumber kehidupan. Sareng eta nusa disebat pangepulan ge margina tempat ngumpul tokoh kapungkur," kata Atang.(Bersambung)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar