Banyak cara untuk menanti datangnya Adzan Maghrib. Selain mengunjungi pusat keramaian di Kota Tasikmalaya seperti Alun-alun, Dadaha, dan pusat perbelanjaan atau sekedar keliling Kota dengan mengendari roda dua, penantian tibanya waktu maghrib itu menjadi kebiasaan disetiap bulan Ramadan.
Namun, beda sekali jika mengunjungi salah satu Kampung di Kelurahan Setiamulya Kec. Tamansari, yakni Palahan. Para pemudanya mengisi kegiatan 'Ngabuburit'nya itu dengan mengadakan bazar sederhana warga yang diramaikan pentas musik band pemuda disana.
Pengunjung pun tak kalah ramai dengan pusat-pusat keramaian Kota, apalagi tontonan band atau sekedar melihat produksi olahan warga tidak dipungut biaya. "Tiap hari sekitar 100 sampai 200 orang ada meski sekedar menonton suguhan musik band," ujar Kuswasdi, Ketua Pemuda Palahan, Minggu (28/7).
Menurut Kuswadi, Untuk menyiapkan acara panggung ngabuburit dan bazar warga tersebut bukannya tanpa halangan. Selain minimnya biaya, juga mencari peserta bazar yang memproduksi kerajinan warga asli dan makanan olahan pun tidak lah mudah. Pasalnya, produksi tersebut masih tradisional, dalam artian membuat tapi sekedar dijual di warung-warung kecil. Tapi, berkat penjelasan berkesinambungan, warga pun sedikit demi sedikit berani memamerkan olahannya meski dalam bungkusan seadanya. "Ya ada rangginang, opak, seupan cau, dorokdok, kolek sampeu dan sebagainya. Adapun untuk karya kerajinan masih diseputar kelom, sandal dan anyaman mendong," paparnya. E-37***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar