Selasa, 30 Juli 2013

Curug Seharga Rp 1 Miliar Terbengkalai

Curug Seharga Rp 1 Miliar Terbengkalai


JIKA anda mengunjungi daerah ujung Kecamatan Tamansari, tepatnya di Kelurahan Setiawargi, 7 kilo meter dari pusat kecamatan, Pasar Gegernoong, anda akan menjumpai objek wisata baru di Kota Tasikmalaya, yaitu Curug Tonjong.
Curug tersebut awalnya merupakan curug biasa yang belum mendapatkan sentuhan dari pemerintah. Namun karena potensi wisatanya cukup tinggi, maka pada tahun 2010 lalu, Curug Tonjong ini mulai ditata.
Melalui Program Lingkungan Pedesaan Berbasis Komunitas (PLPBK), curug ini mendapatkan kucuran dana sebesar Rp 1 miliar. Kucuran dana yang tak sedikit ini, sumber dananya berasal dari Program Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM) Kota Tasikmalaya tahun 2010.
Namun ironisnya, setelah ditata dengan dana yang tak sedikit, justru saat ini kondisi Curug Tonjong malah terbengkalai. Sejak dibangun tahun 2010 lalu, hingga saat ini belum terlihat ada wisatawan yang datang.
Hal ini memang cukup masuk akal mengingat infrastruktur di kawasan Curut Tonjong ini masih belum memadai, seperti akses jalan yang masih jelek, serta tangga menuju curug yang masih belum aman. Apalagi saat ini, Curug Tonjong mengalami kekeringan sehingga tak ada yang bisa "dijual" karena objek wisata utamanya mengalami kekeringan.
Tak hanya itu, lokasi untuk parkir roda dua dan empat pun tidak ada. Pengunjung hanya mendapat parkir dipelataran rumah penduduk. Selain itu, untuk sampai ke lokasi Curug, pengunjung harus menuruni anak tangga yang jumlahnya mencapai sekitar seribu tangga yang kalau kondisi hujan sangat licin akibat tanah merah pegunungan.
Untuk kembali ke pelataran parkir di rumah penduduk pun tak semudah saat turun. Tingginya konstruksi tangga yang mencapai 0,5 meter membuat pengunjung "ngos-ngosan" akibat medan yang berbelok - belok.
Setibanya dilokasi, batuan terjal akan dijumpai dengan gazebo (saung) yang tidak terawat. "Teu aya nu ngunjungi pisan pak, komo halodo kieu," ujar Majid (55), warga setempat.
Menurut Majid, pembangunan Curug Tonjong sempat membuat warga sumringah. Pasalnya, sedikit tidaknya akan membantu perekonomian warga sekitar. Tetapi karena akses jalan yang rusak, ditambah musim kemarau, punah sudah harapan itu. "Teras oge jalanna anu nanjak mudun, teu acan tangga anu curam kitu," tuturnya.
Tak hanya Majid, Een (45) warga yang membuka warung di lokasi curug mengaku, selama membuka usaha di tempat itu, selalu saja sepi pembeli. Pengunjung sama sekali tidak ada kecuali warga sekitar yang mencari air. "Tadi na mah mamanawian pajeng. Eh pengunjungna ge teu aya," terang Een.

Turun Tangan
Kepala Dinas Pariwisata Kota Tasikmalaya, Tantan Rustandi mengakui kondisi Curug Tonjong yang terbengkalai tersebut. Dia juga menyayangkan, mengigat dana yang dikeluarkan mencapai Rp 1 miliar.
Pihak Dinas Pariwisata sendiri, kata Tantan, selama ini tak pernah dilibatkan dalam pembangunan objek wisata tersebut, karena proyeknya berasal dari PNPM. "Karena proyek PNPM, kami pun tidak bisa ikut dalam pembangunan tersebut" ujarnya.
Kendati demikian, secepatnya Ia akan berkoordinasi dengan Dinas Cipta Karya untuk memperbaiki akses jalan ke lokasi. "Hal promosi juga sangat diperlukan, karena masih banyak yang belum tahu, termasuk orang Tasik," ucap Tantan.
Dia mengatakan, agar Curug Tonjong ini bisa dikenal dan didatangi oleh wisatawan, maka masih banyak hal yang perlu dibenahi. "Selain promosi yang harus gencar, juga perlu gapura dan petunjuk-petunjuk ke lokasi agar pengunjung tidak direpotkan ketika ingin ke Curug ini," paparnya.
Keberadaan Curug Tonjong sendiri menurut Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Setiawargi, Tanu belum begitu berdampak pada peningkatan ekonomi baru. Tanu yang juga pelaksana pembangunan Curug Tonjong, menginginkan pemerintah untuk mengambil alih pengelolaan curug ini.
"Harus ada perhatian serius, dan semua pihak duduk bersama agar tidak terus terbengkalai," katanya. (Jani Noor/"KP")***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar