Kamis, 01 Agustus 2013
Wali Kota Tak Puas Pengelolaan Sampah
Satu Bulan Kepemimpinan H. Budi Budiman
TAMANSARI, (KP).-
Dalam satu bulan sejak dilantik menjadi Wali Kota Tasikmalaya, H. Budi Budiman terus menunjukkan keseriusannya membawa haluan pemerintah Kota Tasikmalaya. Tepat satu bulan sejak dilantik, Sabtu (14/12), Wali Kota mengunjungi TPSA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir) Ciangir di Kecamatan Tamansari.
Setibanya di TPSA Ciangir, Budi langsung meninjau lokasi pembuangan sampah dengan tanpa merasa jijik dengan banyaknya kotoran sapi di jalan yang dilintasi maupun bau yang menyengat. Budi terus berjalan kaki mendekati lokasi tumpukkan sampah.
Sejumlah kepala dinas yang memberikan masker penutup mulut pun tak dihiraukan dia, tetapi Budi malah asyik menunjuk ke sana-sini sambil terus mempertanyakan sejumlah hal. “Itu sapi untuk apa? Terus sampah ditumpuk begini tanpa dibilah dan dipisah ya?” kata Budi.
Karuan saja, Kepala Dinas Cipta Karya, Ir. Tarlan gelagapan dan hanya bisa mengiyakan apa yang dikatakan Budi. Bahkan, Tarlan mencoba mencari pembenaran bahwa dari saat pemungutan sampah memang sudah tidak dibilah.
Puas dengan menyaksikan langsung tumpukkan sampah, Budi pun menghampiri Kantor TPSA. Di kantor TPSA itu, Budi menyelinap ke belakang kantor dan kembali mencecar Tarlan kenapa alat pembilah sampah tidak berfungsi. Bahkan, kata informasi yang diketahui Budi, ada beberapa peralatan yang hilang diembat maling. “Ini kenapa juga alat pengolah tidak dipakai lagi. Sayang padahal ini memakai uang masyarakat,” tandas dia.
Tanpa basa-basi lagi, Budi pun memasuki Kantor TPSA, dan melihat peta TPSA. “Oh di sini ya tanggul yang ambrol itu. Terus kenapa sampai ambrol. Katanya racun sampah ini mematikan kolam ikan warga. Ini harusnya tidak boleh terjadi ya. Kasian warga,” tegas Budi.
Setelah cukup dengan kondisi yang dipantau, Kadis Cipta Karya, Tarlan meminta Wali Kota yang diusung Koalisi Masyarakat Madani itu melihat pemaparan Bidang Kebersihan mengenai kondisi TPSA. Dalam layar infokus yang membentang, Tarlan mengungkapkan bahwa kondisi eksisting kendaraan pick up dan engkel banyak yang tidak layak pakai. Selain itu, untuk kondisi eksisting alat berat seperti backhoe, roader dan buldozer juga sering rusak meski layak pakai. “Sehingga sampah yang bisa diangkut hanya 40 persenan tiap harinya,” terang Tarlan..
Mengenai sarana pewadahan sampah juga, lanjut dia, belum begitu optimal. Yang salah satunya, masih saja ada wadah sampah hilang di tengah kota. “Juga dibutuhkannya penambahan petugas,” kata Tarlan.
Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengakui pengelolaan sampah saat ini masih kurang optimal. Makanya, ia ingin mengubah pengolaan tersebut dengan sistem yang dimulai sejak dari depo sampah dimana setiap sampah harus dibilah. Juga jadwal tetap pengangkutan, dan mengoptimalkan Bank Sampah yang sudah ada di 20 RW se-Kota Tasikmalaya. “Termasuk rute sampah karena pelayanan sampah hak masyarakat,” ujarnya.
Setelah mengetahui langsung kondisi TPSA itu, Budi mengatakan kepada “KP”, bahwa semua harus berubah karena yang akan abadi adalah perubahan itu sendiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar